Wednesday, June 20, 2012

MASIH POWER RANGERS, WASPADA!!

-->
Ingat readers, pos kali ini penting banget.
Cek TKP…..!!!!!!!!
Serial TV Mighty Morphin’ Power Rangers merupakan salah satu fenomena unik yang terjadi pada pertengahan ’90-an dalam dunia budaya populer Amerika. Lima remaja ini dibentuk menjadi sebuah pasukan tempur dengan kostum warna-warni (antara satu dan yang lain berbeda warna) lengkap dengan peralatan perang yang sangat canggih. Salah satu yang menarik dari peralatan tempur itu adalah robot raksasa yang dinamakan zords. Format serial TV seperti ini termasuk baru di Amerika Serikat dan dengan cepat digemari terutama oleh anak-anak sesuai dengan segmentasi serial ini.
Franchise Power Rangers sendiri adalah hasil adaptasi franchise serial TV Jepang buatan TOEI yaitu Supaa Sentai atau Super Sentai (Super Taskforce) yang sudah menjadi bagian budaya populer Jepang sejak tahun 1975. Format serial TV ini diawali oleh Himitsu Sentai Gorenjaa (Secret Taskforce Five Rangers) dan setiap tahun tema yang ditawarkan berganti-ganti.
Mighty Morphin Power Rangers yang ditayangkan tahun 1993 ini adalah adaptasi dari serial Kyoryu Sentai Zyurenjaa (Dinosaur Taskforce Beast Rangers) pada tahun 1992. Pihak Saban selaku distributor mengganti aktor, jalan cerita, penamaan, dan seting yang masih asli Jepang menjadi ala Amerika. Yang masih dipertahankan dari versi Jepang hanyalah footage adegan bertarung para rangers dan zords, namun itupun telah dialih suarakan menjadi bahasa Inggris sesuai kebutuhan cerita.
Barker (2000) berdasarkan pendapat Gramsci mengungkapkan hegemoni dalam bukunya Cultural Studies Theory and Practice sebagai berikut:
Hegemony implies a situation where a historical bloc of powerful groups exercises social authority and leadership over subordinate groups through the winning consent (Barker, 2000, 10)
Serial TV Power Rangers tidak luput dari pengaruh hegemoni Amerika Serikat dibalik segementasi pasarnya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Pemaksaan lokalisasi cerita menjadi ala Amerika membuktikan bahwa Amerika tidak rela ada serial TV yang lebih menghibur daripada buatannya sendiri. Apalagi Jepang adalah negara yang pernah menjadi musuh mereka pada Perang Dunia II. Ego kebangsaan akhirnya ikut terkontaminasi dalam serial anak-anak.
Konsep yang ditawarkan kedua franchise kurang lebih sama. Lima atau tiga orang memiliki kemampuan berubah wujud dan bertarung melawan monster yang menggangu kedamaian di bumi. Monster harus dikalahkan baik dalam ukuran manusia maupun dalam ukuran raksasa menggunakan zords. Ditengah-tengah musim penayangan, akan muncul anggota baru dan persenjataan baru untuk tetap menarik minat penonton. Pada akhirnya para rangers akan menaklukkan musuhnya dan pensiun setelah satu tahun bertugas. Posisi mereka akan digantikan oleh rangers baru dengan tema baru dan berbeda untuk tahun selanjutnya.
Pemaksaan adaptasi dalam Power Rangers bukan tanpa sebab. Pada tahun 1987, Kagaku Sentai Dynaman (ditayangkan pada tahun 1983 di Jepang) pernah ditayangkan di Amerika lewat USA Network dalam acara Night’s Flight. Serial Sentai ini dihadirkan sebagai parodi dan sindiran serial Jepang di Amerika. Super Sentai sudah terlanjur dianggap sebagai sebuah lelucon dan akan berdampak buruk apabila tidak diadaptasi secara luas untuk pasar Amerika.
Power Rangers sangat menekankan unsur “patuh pada pimpinan dan mentor”. Dalam hal ini, biasanya para rangers akan patuh pada pimpinan Ranger Merah ataupun mentornya (biasanya berganti-ganti tiap tahun, pada serial ini yaitu Zordon). Setiap pembangkangan yang dilakukan akan selalu berakhir buruk, mengakibatkan kekalahan besar pada anggota rangers. Semangat sangat patuh ini sangat identik dengan apa yang dilakukan tentara-tentara Amerika dalam setiap tugasnya. Hal ini bisa dilihat melalui refleksi film-film bertema perang buatan Amerika. Pengaruh ini sangat nyata terlihat dalam Power Rangers, persaingan antar anggota dan konflik internal ditekan sebisa mungkin. Efek persaingan hanya terjadi di luar tugas, dan tidak berpengaruh pada perjuangan sebagai Power Rangers.
Semangat etnosentris juga diperlihatkan oleh serial ini. Pemilihan tokoh Ranger Merah sebagai pemimpin adalah pria kulit putih mapan berwibawa sementara pewarnaan tokoh dari kalangan marginal disesuaikan dengan warna kulitnya. Tokoh dari ras kulit hitam memainkan peran sebagai Ranger Hitam, sementara tokoh dari ras Asia berkulit kuning memainkan peran sebagai Ranger Kuning. Dua warna ini hanya sebagai subordinat dan tidak terlalu penting dalam posisinya sebagai pendukung pimpinan. Pemilihan warna kostum berdasarkan warna kulit bersifat rasis dianggap wajar karena yang utama dari serial ini adalah tugas mereka sebagai pelindung bumi.
Politik etnosenstris ini semakin dipeparah oleh ideologi yang ditanamkan serial ini yang sebisa mungkin menghilangkan unsur kejepangan yang ada di serial aslinya. Adaptasi yang dilakukan adalah penghilangan karakter Jepang secara paksa, gaya Sentai harus dieliminasi sehabis mungkin. Sehingga nantinya akan menimbulkan kesan bahwa serial Power Rangers adalah produk asli Amerika dan Super Sentai-lah yang mengadaptasi untuk pasar Jepang. Dan cara cukup sukses diperlihatkan di dunia dimana orang-orang lebih mengenal Power Rangers daripada Super Sentai. Ironisnya, dua franchise ini berasal dari produser yang sama yaitu TOEI.
Politik perang Amerika juga mempengaruhi serial ini seperti hal nya kesan militeristik yang ditekankan sejak awal. Penyelesaian masalah berupa pembasmian pihak musuh secara terbuka dan langsung di tengah kota adalah ciri khas politik Amerika. Cara seperti ini tidak ada bedanya dengan cara invasi Amerika di Afganistan maupun di Irak. Setiap konflik harus diselesaikan lewat jalur peperangan bukan jalur diplomasi. Konfrontasi adalah pilihan terbaik karena peperangan akan menjamin perdamaian tercipta dengan cepat. Masalah akan selesai dalam waktu seketika dan tidak berbelit-belit seperti yang terjadi pada jalur diplomasi.
Sifat politik Amerika yang lain juga tampak dalam format penayangan serial TV dimana monster dan pengacau setiap minggunya hadir membawa masalah. Ini membuktikan sikap pemerintah Amerika yang paranoid dimana musuh bisa datang kapan saja dan dimana saja. Peperangan yang terjadi dapat dipicu dalam tempo yang sangat cepat. Bagi politik Amerika, musuh ada dimana-mana dan mereka harus siap dengan segala kemungkinan terburuk. Kesiapan seperti inilah yang dipertontonkan oleh Power Rangers, kesiagaan yang ditimbulkan dari sikap paranoid bahwa musuh ada dimana-mana. Sikap seperti ini akhirnya diperkeruh oleh kejadian tragedi 9/11 yang terjadi pada gedung WTC akibat serangan teroris.
Berhasilnya hegemoni ini masuk dalam serial Power Rangers sesuai dengan apa yang diungkapkan Gramsci dikutip dari buku Introduction Critical Theory sebagai berikut:
Ideology works to make itself unrecognizable as such (another “disguise”). This is the trick of hegemony. (Gramscy, 2004, 37)
Hegemoni Amerika sangat nyata terlihat dalam serial ini, namun berhasil ditutupi kenyataan bahwa segmentasi serial ini adalah untuk anak-anak. Mereka sedini mungkin diajarkan nilai-nilai militer, politik, ideologi, patriotisme dan sikap paranoid negaranya. Mereka diberi kesadaran betapa pentingnya semangat-semangat ini harus ditanam dalam jiwa mereka. Hal ini adalah sebuah gambaran suram akan masa depan mereka yang diliputi ketidak pastian akan teror dan ancaman yang bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja. Teror dan ancaman tersebut adalah komoditas yang dimanfaatkan oleh pemerintah sendiri. Sifat teror dan ancaman diperlukan agar warga negara selalu patuh pada pimpinan dan para pengurus negara.
Menghilangkan segala unsur kejepangan seperti yang dilakukan Power Rangers bukan sesuatu yang baru. Serial Jepang terutama animasi sudah lebih dulu mengalami nasib serupa.
Power Rangers sendiri secara tidak langsung telah menjadi corong politik negara Amerika dalam menjalankan pengaruhnya baik untuk warganya sendiri maupun orang-orang yang menontonnya diseluruh dunia. Dibalik acaranya yang berupa hiburan untuk anak-anak terdapat hal-hal terselubung yang tidak disadari dan sengaja ditutupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Serial ini adalah contoh nyata bagaimana pemaksaan dan perombakan di sana-sini diperlukan demi penanaman hegemoni sebuah negara. Semua tertutup rapi oleh kualitas jalan cerita dan sinematografi yang brilian.
Hegemoni selalu ada dimana-mana, bahkan dalam serial anak-anak yang populer ini. Power Rangers sudah menjadi ikon budaya populer era ’90-an yang berpengaruh di Amerika sendiri maupun di dunia. Serial ini berhasil menutupi kenyataan bahwa semua yang ada hanyalah hasil adaptasi produk negara lain yang pernah menjadi musuh di masa lalu. Demi ego nasionalis dan superioritas, hadirlah serial ini dengan perombakan besar-besaran dan cenderung dipaksakan.
Dua franchise ini berasal dari produser yang sama, namun membawa pengaruh yang berbeda di masing-masing demografi penayangan. Di Jepang, Super Sentai akan selalu menjadi bagian dari acara tokusatsu untuk anak-anak dengan konsep ringan dan menghibur. Super Sentai sendiri juga tidak luput dari hegemoni pemerintah Jepang, bahkan nama Sentai diambil dari nama ketentaraan Jepang pada PDII. Namun pengaruh pemerintah tersebut diperlihatkan secara terbuka dan sadar lewat iklan-iklan pesan pemerintah maupun kehadiran aparatur yang bersahabat dengan anak-anak pada acara-acara tertentu.
Power Rangers sebaliknya, semangat-semangat patriotisme, nasionalis, ideologis, dan paranoid ditutup-tutupi namun dieksploitasi secara besar-besaran demi negara. Power Rangers telah jadi alat pemerintah secara terselubung demi kepentingan pihak penguasa. Segala bentuk pembangkangan dan pemberontakan digambarkan akan menerima hukuman secara tragis dan berlebihan. Kontrol seperti itu diperlukan agar anak-anak setia pada negara dan patuh terhadap perintah yang ada.
Ironisnya, dengan memperlihatkan serangan monster setiap minggunya menunjukkan refleksi Amerika tidak pernah “benar-benar aman” yang menuntut warga negaranya (dalam hal ini anak-anak) untuk selalu waspada. Apalagi efek paska 9/11 semakin menguatkan semangat kewaspadaan tersebut.
Segala keburukan arogansi dan paranoid Amerika tersaji secara buas dalam Power Rangers. Keburukan-keburukan tersebut ditutupi oleh kecintaan pada tanah air dan semangat menjaga perdamaian di bumi. Untuk menjaga perdamaian tersebut, cara peperangan dan konfrontasi lah yang dipilih.
Perdamaian menurut serial Power Rangers (dan tentunya hegemoni Amerika) hanya bisa didapatkan lewat perang. Paradoks yang nyata ini semakin diperkeruh oleh sikap etnosentris yang rasis dan diskriminatif. Seperti itulah mental Amerika yang ortodok dan paranoid sebagaimana yang tertuang dalam Power Rangers.
Note: perlu diinget Power Ranger Cuma salah satu aja, masih banyak yang lain.
BE ALLERT!!!!!!
Itu aja.
Naskah asli diambil dari: bahas.multiply.com






0 comments:

Post a Comment