Wednesday, June 20, 2012

Kanta Versus Banyak*

Post apaan lagi nih?? Aneh...
-->
Pagi itu tanggal 20 Juni 2012, hari ini. Sekitar pukul 07.51 WIB adalah pagi seperti pagi-pagi yang sudah-sudah (maksudnya??). Aku turun dari bus seperti seperti pagi-pagi yang sudah-sudah. Dan tidak merasakan akan ada bahaya yang menghadang. Aku melewati pasar seperti pagi-pagi yang sudah-sudah (apaan seeh..!!), aku masih tidak tahu akan ada apa di jalan nanti.

Aku berpapasan dengan beberapa orang, beberapa merupakan pedagang di pasar tersebut dan abang becak yang biasa mangkal di sekitar pasar. Aku masih melangkah dengan santai sampai akhirnya aku tiba di pertigaan jalan  dan muncul dengan tiba-tiba dua ekor banyak (lo?? Dua ekor kok banyak), jangan2 banyak-banyak ini turun dari langit? apa barusan ada angin topan terus ni banyak kebawa and mendarat di depan aku? Atau jangan2 teori yang mengatakan makhluk hidup berasal dari benda mati tu bener?

Sebanernya aku berpapasan aja sama tuh banyak. Dan gak nyangka kalo aku akhirnya kudu berhadapan sama tuh banyak. Aku dah coba menghindari mereka, dengan berjalan disisi jalan yang lain, si banyak di sisi kiri, dan aku jalan di sisi kanan. Akan tetapi salah satu dari mereka memicingkan mata dan melirik ke arahku. Dan tiba-tiba mereka berdua langsung menyerbu ke arahku. Aku yang lagi jalan dengan cool, kaget dan secara reflek menghindar kebelakang.

Aku                        : Woy...!! Apa2an nih, ngejak ribut ki....
Banyak 1              : Ngoook.. ngook.. ngoook...!!
Aku                        : Aku rak nduwe alesan nggo gelut sama elu...
Banyak 2              : Ngook.. Ngook!!!

Dan tiba-tiba aja tuh banyak mengembangkan sayapnya dan memasang kuda-kuda (lo??, ni yang bertarung banyak pa kuda??). Aku masih mempertahankan posisi cool, dengan headset di telinga dan kedua tangan masuk ke saku jaket ditambah topi item.

Dengan leher yang panjang si banyak 1 melancarkan serangan pertama, aku berhasil menghindar dengan mengangkat sebelah kaki, tanpa mengambil jeda aku langsung melancarkan serangan pertama dengan mengarah kan tendangan ke arah kepala tuh banyak, dan dengan gesit si banyak juga berhasil menghindar, serangan pertamaku lolos. Tapi dengan posisi kepala dan leher yang menghindari tendanganku pertahanan si banyak 1 jadi terbuka dan lengah, maka segera ku ubah arah tendanganku menjadi posisi menekan (baca: menginjak) tubuh, rasanya kok aneh ya tubuh si banyak. Dan yak pada detik berikutnya si banyak udah gak berkutik karena badannya ku injak. Dan dia sempat meronta-ronta.

Banyak 1              : Ngook.. ngook.. ngok.. ngookngokkk......!! (yang artinya: ampun boss.. gue nyerah, si booss paling ganteng...., aku yakin banget pasti artinya kayak gitu, jaminan).
Aku                        : (Senyum-senyum) Oke, gud. Jangan ulangi lagi ya... ,makanya sekolah jangan suka bolos. Mau jadi apa ntar?? Kan kasihan orang tua juga.udah kerja keras, banting tulang malah anaknya jadi tukang berantem.
Banyak 1              : Iya, baik bos nggak mau diulangin lagi.  Mulai saat ini gue akan rajin belajar en bantuin nyokap bokap, biar jadi banyak yang berguna (angsa yang berguna maksudnya).
Aku                        : Oke..
(sambil nglepasin injekan kaki, dalam hati: Ni angsa mungkin pernah ke Jakarte, karena persaingan yang ketat dan sulit di Jakarte, trus pindah deh ke Semarang and sok2 an jadi preman di sini)

Dan secara tiba2 banyak 2 langsung menyerang, dengan lehernya yang panjang sehingga punya jangkauan yang cukup buat mematuk (eh, bener gak sih mematuk??) bagian paha atasku. Aku yang gak siap dengan serangan itu terkena, serangannya masuk dan berhasil mengenai sasaran. Aku yang lengah karena ngobrol dengan banyak 1 segera waspada.

Aku                        : Apaan nih....? Nantangin juga...?
Banyak 2              : Nggoookkkkk.... (artinya: Apaan, gue kagak takut..!!)
Banyak 2 yang ngrasa diatas angin karena berhasil masukin satu serangan langsung menyerang lagi

Dan berikutnya...

BLETAAKKK.....!!!!, darah mengucur dari sudut bibirnya. (kayaknya berlebihan deh..)

Tendangan kaki kananku masuk telak di pipi kanan tuh banyak (pipi?), banyak 2 hanya meringis kesakitan banyak 2 terhuyung-huyung gak jelas.(ada yang tahu artinya apa ya??)

“Aku gak suka kekerasan, apalagi kalo harus menyakiti sesama makhluk hidup”, kataku terakhir(bijaksana maksimal). Lalu aku segera membalikan badan meninggalkan mereka berdua dan meneruskan perjalanan, dengan tangan masih di saku jaket, lengkap dengan topi dan headset.

Uwiihh.... dingin banget, dan dari pinggir arena aku mendengar orang2 bersorak sorai dan bertepuk tangan. Seakan-akan mereka berterima kasih karena telah terbebas dari teror yang selama ini menghantui mereka. Aku ngerasa jadi power ranger dengan pose membalikan badan tanpa melihat monster yang meledak karena sabetan pedangnya, terus pake efek slow motion gitu (tahukan..?? tahukan..??, nah itu dia..!!)

Dengan kebanggaan itu aku berjalan melanjutkan sisa perjalananku yang tertunda. Masih dengan rasa itu akhirnya aku sampai di kantor.

Dan... dan  aku kaget, sangat kaget. Aku melihat mobil mr. Bos udah ada di kantor. Aku melirik ke arah jam tangan, udah hampir jam setengah sembilan. Begitu aku duduk di kursiku, gak berapa lama mr. Bos langsung manggil.

Mr. Bos               : Kanta, sini kamu!! Kenapa kamu telat, sering telat? Kamu dah gak pengin kerja disini lagi??

Aku                        : Eh.., Oh.., gini pak, tadi saya habis bertarung..... (dengan suara pelan) sama banyak... eh ang...sa dan menyela.. menyelamatkan orang2..... bla..bla.. bla...
Ok, fine. Aku bisa nrima 10 menit.

*banyak (bahasa Jawa) dalam bahasa Indonesia diartikan angsa

That ‘s All                              ...^_^!

MASIH POWER RANGERS, WASPADA!!

-->
Ingat readers, pos kali ini penting banget.
Cek TKP…..!!!!!!!!
Serial TV Mighty Morphin’ Power Rangers merupakan salah satu fenomena unik yang terjadi pada pertengahan ’90-an dalam dunia budaya populer Amerika. Lima remaja ini dibentuk menjadi sebuah pasukan tempur dengan kostum warna-warni (antara satu dan yang lain berbeda warna) lengkap dengan peralatan perang yang sangat canggih. Salah satu yang menarik dari peralatan tempur itu adalah robot raksasa yang dinamakan zords. Format serial TV seperti ini termasuk baru di Amerika Serikat dan dengan cepat digemari terutama oleh anak-anak sesuai dengan segmentasi serial ini.
Franchise Power Rangers sendiri adalah hasil adaptasi franchise serial TV Jepang buatan TOEI yaitu Supaa Sentai atau Super Sentai (Super Taskforce) yang sudah menjadi bagian budaya populer Jepang sejak tahun 1975. Format serial TV ini diawali oleh Himitsu Sentai Gorenjaa (Secret Taskforce Five Rangers) dan setiap tahun tema yang ditawarkan berganti-ganti.
Mighty Morphin Power Rangers yang ditayangkan tahun 1993 ini adalah adaptasi dari serial Kyoryu Sentai Zyurenjaa (Dinosaur Taskforce Beast Rangers) pada tahun 1992. Pihak Saban selaku distributor mengganti aktor, jalan cerita, penamaan, dan seting yang masih asli Jepang menjadi ala Amerika. Yang masih dipertahankan dari versi Jepang hanyalah footage adegan bertarung para rangers dan zords, namun itupun telah dialih suarakan menjadi bahasa Inggris sesuai kebutuhan cerita.
Barker (2000) berdasarkan pendapat Gramsci mengungkapkan hegemoni dalam bukunya Cultural Studies Theory and Practice sebagai berikut:
Hegemony implies a situation where a historical bloc of powerful groups exercises social authority and leadership over subordinate groups through the winning consent (Barker, 2000, 10)
Serial TV Power Rangers tidak luput dari pengaruh hegemoni Amerika Serikat dibalik segementasi pasarnya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Pemaksaan lokalisasi cerita menjadi ala Amerika membuktikan bahwa Amerika tidak rela ada serial TV yang lebih menghibur daripada buatannya sendiri. Apalagi Jepang adalah negara yang pernah menjadi musuh mereka pada Perang Dunia II. Ego kebangsaan akhirnya ikut terkontaminasi dalam serial anak-anak.
Konsep yang ditawarkan kedua franchise kurang lebih sama. Lima atau tiga orang memiliki kemampuan berubah wujud dan bertarung melawan monster yang menggangu kedamaian di bumi. Monster harus dikalahkan baik dalam ukuran manusia maupun dalam ukuran raksasa menggunakan zords. Ditengah-tengah musim penayangan, akan muncul anggota baru dan persenjataan baru untuk tetap menarik minat penonton. Pada akhirnya para rangers akan menaklukkan musuhnya dan pensiun setelah satu tahun bertugas. Posisi mereka akan digantikan oleh rangers baru dengan tema baru dan berbeda untuk tahun selanjutnya.
Pemaksaan adaptasi dalam Power Rangers bukan tanpa sebab. Pada tahun 1987, Kagaku Sentai Dynaman (ditayangkan pada tahun 1983 di Jepang) pernah ditayangkan di Amerika lewat USA Network dalam acara Night’s Flight. Serial Sentai ini dihadirkan sebagai parodi dan sindiran serial Jepang di Amerika. Super Sentai sudah terlanjur dianggap sebagai sebuah lelucon dan akan berdampak buruk apabila tidak diadaptasi secara luas untuk pasar Amerika.
Power Rangers sangat menekankan unsur “patuh pada pimpinan dan mentor”. Dalam hal ini, biasanya para rangers akan patuh pada pimpinan Ranger Merah ataupun mentornya (biasanya berganti-ganti tiap tahun, pada serial ini yaitu Zordon). Setiap pembangkangan yang dilakukan akan selalu berakhir buruk, mengakibatkan kekalahan besar pada anggota rangers. Semangat sangat patuh ini sangat identik dengan apa yang dilakukan tentara-tentara Amerika dalam setiap tugasnya. Hal ini bisa dilihat melalui refleksi film-film bertema perang buatan Amerika. Pengaruh ini sangat nyata terlihat dalam Power Rangers, persaingan antar anggota dan konflik internal ditekan sebisa mungkin. Efek persaingan hanya terjadi di luar tugas, dan tidak berpengaruh pada perjuangan sebagai Power Rangers.
Semangat etnosentris juga diperlihatkan oleh serial ini. Pemilihan tokoh Ranger Merah sebagai pemimpin adalah pria kulit putih mapan berwibawa sementara pewarnaan tokoh dari kalangan marginal disesuaikan dengan warna kulitnya. Tokoh dari ras kulit hitam memainkan peran sebagai Ranger Hitam, sementara tokoh dari ras Asia berkulit kuning memainkan peran sebagai Ranger Kuning. Dua warna ini hanya sebagai subordinat dan tidak terlalu penting dalam posisinya sebagai pendukung pimpinan. Pemilihan warna kostum berdasarkan warna kulit bersifat rasis dianggap wajar karena yang utama dari serial ini adalah tugas mereka sebagai pelindung bumi.
Politik etnosenstris ini semakin dipeparah oleh ideologi yang ditanamkan serial ini yang sebisa mungkin menghilangkan unsur kejepangan yang ada di serial aslinya. Adaptasi yang dilakukan adalah penghilangan karakter Jepang secara paksa, gaya Sentai harus dieliminasi sehabis mungkin. Sehingga nantinya akan menimbulkan kesan bahwa serial Power Rangers adalah produk asli Amerika dan Super Sentai-lah yang mengadaptasi untuk pasar Jepang. Dan cara cukup sukses diperlihatkan di dunia dimana orang-orang lebih mengenal Power Rangers daripada Super Sentai. Ironisnya, dua franchise ini berasal dari produser yang sama yaitu TOEI.
Politik perang Amerika juga mempengaruhi serial ini seperti hal nya kesan militeristik yang ditekankan sejak awal. Penyelesaian masalah berupa pembasmian pihak musuh secara terbuka dan langsung di tengah kota adalah ciri khas politik Amerika. Cara seperti ini tidak ada bedanya dengan cara invasi Amerika di Afganistan maupun di Irak. Setiap konflik harus diselesaikan lewat jalur peperangan bukan jalur diplomasi. Konfrontasi adalah pilihan terbaik karena peperangan akan menjamin perdamaian tercipta dengan cepat. Masalah akan selesai dalam waktu seketika dan tidak berbelit-belit seperti yang terjadi pada jalur diplomasi.
Sifat politik Amerika yang lain juga tampak dalam format penayangan serial TV dimana monster dan pengacau setiap minggunya hadir membawa masalah. Ini membuktikan sikap pemerintah Amerika yang paranoid dimana musuh bisa datang kapan saja dan dimana saja. Peperangan yang terjadi dapat dipicu dalam tempo yang sangat cepat. Bagi politik Amerika, musuh ada dimana-mana dan mereka harus siap dengan segala kemungkinan terburuk. Kesiapan seperti inilah yang dipertontonkan oleh Power Rangers, kesiagaan yang ditimbulkan dari sikap paranoid bahwa musuh ada dimana-mana. Sikap seperti ini akhirnya diperkeruh oleh kejadian tragedi 9/11 yang terjadi pada gedung WTC akibat serangan teroris.
Berhasilnya hegemoni ini masuk dalam serial Power Rangers sesuai dengan apa yang diungkapkan Gramsci dikutip dari buku Introduction Critical Theory sebagai berikut:
Ideology works to make itself unrecognizable as such (another “disguise”). This is the trick of hegemony. (Gramscy, 2004, 37)
Hegemoni Amerika sangat nyata terlihat dalam serial ini, namun berhasil ditutupi kenyataan bahwa segmentasi serial ini adalah untuk anak-anak. Mereka sedini mungkin diajarkan nilai-nilai militer, politik, ideologi, patriotisme dan sikap paranoid negaranya. Mereka diberi kesadaran betapa pentingnya semangat-semangat ini harus ditanam dalam jiwa mereka. Hal ini adalah sebuah gambaran suram akan masa depan mereka yang diliputi ketidak pastian akan teror dan ancaman yang bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja. Teror dan ancaman tersebut adalah komoditas yang dimanfaatkan oleh pemerintah sendiri. Sifat teror dan ancaman diperlukan agar warga negara selalu patuh pada pimpinan dan para pengurus negara.
Menghilangkan segala unsur kejepangan seperti yang dilakukan Power Rangers bukan sesuatu yang baru. Serial Jepang terutama animasi sudah lebih dulu mengalami nasib serupa.
Power Rangers sendiri secara tidak langsung telah menjadi corong politik negara Amerika dalam menjalankan pengaruhnya baik untuk warganya sendiri maupun orang-orang yang menontonnya diseluruh dunia. Dibalik acaranya yang berupa hiburan untuk anak-anak terdapat hal-hal terselubung yang tidak disadari dan sengaja ditutupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Serial ini adalah contoh nyata bagaimana pemaksaan dan perombakan di sana-sini diperlukan demi penanaman hegemoni sebuah negara. Semua tertutup rapi oleh kualitas jalan cerita dan sinematografi yang brilian.
Hegemoni selalu ada dimana-mana, bahkan dalam serial anak-anak yang populer ini. Power Rangers sudah menjadi ikon budaya populer era ’90-an yang berpengaruh di Amerika sendiri maupun di dunia. Serial ini berhasil menutupi kenyataan bahwa semua yang ada hanyalah hasil adaptasi produk negara lain yang pernah menjadi musuh di masa lalu. Demi ego nasionalis dan superioritas, hadirlah serial ini dengan perombakan besar-besaran dan cenderung dipaksakan.
Dua franchise ini berasal dari produser yang sama, namun membawa pengaruh yang berbeda di masing-masing demografi penayangan. Di Jepang, Super Sentai akan selalu menjadi bagian dari acara tokusatsu untuk anak-anak dengan konsep ringan dan menghibur. Super Sentai sendiri juga tidak luput dari hegemoni pemerintah Jepang, bahkan nama Sentai diambil dari nama ketentaraan Jepang pada PDII. Namun pengaruh pemerintah tersebut diperlihatkan secara terbuka dan sadar lewat iklan-iklan pesan pemerintah maupun kehadiran aparatur yang bersahabat dengan anak-anak pada acara-acara tertentu.
Power Rangers sebaliknya, semangat-semangat patriotisme, nasionalis, ideologis, dan paranoid ditutup-tutupi namun dieksploitasi secara besar-besaran demi negara. Power Rangers telah jadi alat pemerintah secara terselubung demi kepentingan pihak penguasa. Segala bentuk pembangkangan dan pemberontakan digambarkan akan menerima hukuman secara tragis dan berlebihan. Kontrol seperti itu diperlukan agar anak-anak setia pada negara dan patuh terhadap perintah yang ada.
Ironisnya, dengan memperlihatkan serangan monster setiap minggunya menunjukkan refleksi Amerika tidak pernah “benar-benar aman” yang menuntut warga negaranya (dalam hal ini anak-anak) untuk selalu waspada. Apalagi efek paska 9/11 semakin menguatkan semangat kewaspadaan tersebut.
Segala keburukan arogansi dan paranoid Amerika tersaji secara buas dalam Power Rangers. Keburukan-keburukan tersebut ditutupi oleh kecintaan pada tanah air dan semangat menjaga perdamaian di bumi. Untuk menjaga perdamaian tersebut, cara peperangan dan konfrontasi lah yang dipilih.
Perdamaian menurut serial Power Rangers (dan tentunya hegemoni Amerika) hanya bisa didapatkan lewat perang. Paradoks yang nyata ini semakin diperkeruh oleh sikap etnosentris yang rasis dan diskriminatif. Seperti itulah mental Amerika yang ortodok dan paranoid sebagaimana yang tertuang dalam Power Rangers.
Note: perlu diinget Power Ranger Cuma salah satu aja, masih banyak yang lain.
BE ALLERT!!!!!!
Itu aja.
Naskah asli diambil dari: bahas.multiply.com






Saturday, June 16, 2012

Kiamat, mau???


Aku pernah baca artikel yang isinya tentang prediksi kepunahan bangsa Jepang, sebabnya apa? Sebabnya karena orang jepang udah gak punya keturunan lagi yang meneruskan bangsa mereka. Untuk perbandingan antara angka kelahiran dan kematian disana bisa dibilang rendah. Kelahirannya rendah, kematiannya pun juga rendah. Itu kenapa di Jepang saat ini, lebih mudah menjumpai orang tua dibanding anak-anak. 

Hal serupa juga sudah terjadi di negara-negara Eropa. Mereka menganggap bahwasannya memiliki keturunan akan sangat merepotkan. Harus hamil dulu sembilan bulan terus menyusui dua tahun, belum lagi merawat dan membesarkan anak, butuh waktu, pikiran serta dana yang gak sedikit. Mereka (orang-orang yang enggan punya keturunan),biasanya mempunyai rutinitas yang sangat padat. Untuk orang Jepang sendiri hidupnya kayak udah terprogram, even di otak mereka, wuiiihhh... sadis.  jam segini musti ngapain, jam segitu musti ngapain, udah ada jadualnya. Super disiplin. Kalo ada salah satu dari jadual itu terganggu, kaco deh semua.

Umpamanya, pub yang mestinya Cuma lima menit, karena lagi kena mencret nih, jadi setengah jam. Wah kaco deh hidupnya Cuma gara-gara pub (buat orang Jepang kalo ada yang baca post ini aku minta maap,bercanda). Itu juga salah satu faktor yang bikin negara Jepang maju banget teknologinya. Aku ulangin lagi, Super disiplin.

Aku jadi bertanya-tanya, apa hal ini juga ada kaitannya dengan teknologi?, karena negara-negara yang maju punya kecenderungan dengan angka kelahiran yang rendah. Mungkin juga, jadi semakin maju teknologinya maka akan semakin rendah angka kelahirannya, semakin cepat juga kepunahannya. Apa  di negara-negara maju mereka lebih suka bikin robot daripada bikin anak ya...???

Nah terus coba aku hubung2 kan sama kepunahan suatu bangsa, jadi kalo ditarik benang merah akan kaya gini:

Bangsa maju – punya teknologi – angka kelahiran rendah – kepunahan

Aku jadi inget nih sama kisah-kisah umat terdahulu yang dihancurkan (baca: mengalami kepunahan), jangan-jangan sebelum mereka punah mereka sudah punya teknologi yang sangat tinggi di zamannya. Misal: bangsa Mesir, yang mereka mampu membuat Piramida yang luar biasa. Suku Maya, yang mereka telah mampu membuat penanggalan yang sempat menghebohkan dunia dengan ramalan tentang hari kiamat (tapi bo’ong).  Dinasti China, yang mampu bikin tembok besar (The Great Wall) yang panjangnya beratus-ratus, bahkan ribuan kilometer. Atau kalo yang lokal ambil contoh: Candi Borobudur, tentunya kita masih (dan akan selalu) terkagum-kagum bila berkunjung kesana dan membayangkan teknologi seperti apa yang ada pada zaman Dinasti Syailendra sehingga dapat membuat candi sebesar dan semegah Borobudur.

Akan tetapi perlu diinget juga, kalo punahnya suatu bangsa bukan berarti dunia akan kiamat. Kalo bangsa Indonesia yang sekarang sih, keliatannya masih akan lama banget punahnya.

That’s all.

Friday, June 15, 2012

Ngomongin Sastra #5


Pembicaraan tentang makna telah menjadi suatu perdebatan yang sulit bahkan telah dimulai sejak Plato, the greek. Sampai akhirnya muncul teori-teori modern yang ramai membicarakan hal itu.

Makna karya identik dengan apa yang dimaksudkan pengarang pada saat sebuah karya ditulis, tapi juga bukan serta merta hanya ada satu penafsiran. Bisa jadi ada lebih dari satu penafsiran  yang berbeda dan itu sah. Akan tetapi di sini harus dibatasi, bahwasannya semua makna harus bergerak dalam sistem ekspektasi dan kemungkinan tipikal yang diizinkan oleh makna pengarang, karena makna disini merupakan sesuatu yang dikehendaki pengarang (property pengarang) yang tidak boleh/ tidak bisa dicuri atau dilanggar oleh pembaca.

Tetapi karena perbedaan waktu dan kondisi sosial yang ada, muncul masalah dalam usaha menentukan makna.