Tuesday, July 17, 2012

C.i.N.T.a.


Halo..Halo..Halo...
Lamaaaa.... Banget gak nulis. 
Alesannya , classic. lagi2. You Know lah...
Aku lagi sakit kepala banget2 nih. Jadi dari kemarin Cuma blog walking aja. And ternyata banyak banget blog2 yang menarik buat dikunjungi ( lucu ya?!!, dikunjungi, kata dasar kunjung. Kunjung bukannya yang lagu anak2 itu ya??!!, kunjung-kunjung pacul..cull.. Ok. Cukup. Garing). Asyiknya jalan2 di blog tu, kita bisa dapet artikel2 bagus tanpa harus ke toko buku beli buku atau toko majalah beli majalah. Nah pas lagi jalan2 gitu aku nemu artikel bagus ni. Cekedot...!!!
 “cinta itu membuat kita cenderung berpikir lebih besar dan kreatif”
Bikin lagu, tema cinta. Bikin film, tema cinta. Bikin baju, tema cinta (apa iya??!!). Bikin pesta tema cinta. Bikin anak, tema cinta (yang ini gak usah ditanyain).
Darimanakah Cinta Itu ?

Cinta yang mana? Anaknya Uya? Ya dari cinta bapak ibunya dong. Cinta berasal dari cinta (jeng..jeng..) Kalo orang Jawa bilang Witing tresno jalaran soko kulino, artinya cinta muncul dari kulino. Berarti cinta berasal dari kulino. Kulino apaan?? Oke cukup.Kalo yang baca blog ini ada 10.000 orang (ngarep) pasti juga akan ada 10.000 jawaban yang berbeda tentang definisi cinta. Ya udah, cinta itu berasal dari Gusti Alloh, Tuhan Semesta Alam. Oke bisa diterima, tapi aku gak puas sama jawaban semacam itu. Dan mungkin readers juga sama, gak puas.

Nah, di artikel yang aku baca, dicari tuh asal muasal cinta, tapi secara ILMIAH, sekali lagi ILMIAH (jadi berasa Einstein). Dan jawaban ILMIAH tersebut memang agak aneh dan membingungkan bahkan mencengangkan Lucu ya?!!, mencengangkan, kata dasar cengang. Dapet awalan me- dan akhiran –kan. Cengang apaan ya?? ‘Aku cengang nih, nungguin hasil ujian. Itu cemas. ‘Wah film tadi cengang banget, sampai gak bisa ambil napas suspense semua. Itu tegang. Oke, cukup. Fokus. Aku ulangin aja, jawaban ILMIAH tersebut memang agak aneh dan membingungkan bahkan mencengangkan serta mengejutkan akan tetapi ilmu pengetahuan mengatakan, jawabanya adalah jatuh cinta itu berasal dari hidung lalu turun ke hati.  Loh !? Bukan dari mata turun ke hati toh..!!??

Ya, emang kaya gitu. Perasaan cinta yang kita rasakan muncul cuzz di dalam tubuh diproduksi beberapa zat-zat tertentu yang membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Salah satu zat ini dinamakan feromon.

Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya “pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Aku berasa pinter banget ya?? Pake bawa2 Yunani. Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan kemaluan (mudeng apa momet? Jangan bilang yang paham Cuma kata yang terakhir). Feromon aktif apabila yang sang penderita cinta (CCIIEE..., itu bukan angka Romawi) telah akil balig atau dewasa. Feromon ini bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia lainnya (terutama otak).
Contoh paling mudah adalah "bau badan". Jangan salah !, lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti "sidik jari”. Jadi, kita masing-masing punya bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian feromon yang dihasilkan manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Sifat dari senyawa feromon sendiri tidak kasat mata, mudah menguap, tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan. Makanya kalo pakaian yang dipakai lebih dari sekali biasanya udah ketempelan feromon alias bau badan. Buat anak kos, rajinlah mencuci baju.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan, susah amat. Oke baca VMO di dalam indra pencium. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja sebagai pemicu dalam reaksi- reaksi kimia Wah pinter baget,dulu biologi and fisika dapat 10 pasti. Maap salah besar.

Nie dia pejelasan paling simpelnya, jadi ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu VMO, organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Dari disinilah terjadi apa yang dinamakan dengan cinta. (he2, kayak jadi kurang romantis ya..)
Katanya nie, kemampuan tubuh untuk menghasilkan feromon berkurang setelah dua sampai empat tahun.  Mangkanya biasanya kalo udah nglewatin usia pernikahan sampai lima tahun, biasanya awet.

Oke itu dulu, artikelnya lumayan panjang buat dibaca 3 hari 3 malem. Bye...
Posting apaan nih??? Ini sih baru pendahuluan.   

FYI, karena makalah (CIE, makalah..) ini cukup panjang maka aku potong jadi 4 bagian. So, stay tune for the next.


Best Regard.



0 comments:

Post a Comment