Manusia terlahir dengan naluri / fitrah akan
kebenaran, kadang manusia yang “terjebak” dalam kebenaran tidak (selalu) bisa
dianggap benar karena bisa saja dia menjadi orang pertama yang paling vokal
menyuarakan kebenaran, walau dengan cara yang salah.
Penjaga kebenaran (biasanya) adalah orang yang
paling dekat dengan orang atau sesuatu yang (dianggap sebagai) sumber
kebenaran. Mendapat ilmu langsung dari sumber kebenaran dan tidak jarang
langsung menyaksikan dan merasakan bukti dari kebenaran tersebut.
Sehingga di dalam hatinya muncul perasaan bahwa dirinya adalah ‘The Chosen’
atau ‘Yang Terpilih’, karena tidak semua orang mengalami pengalaman yang
demikian. Kemudian di dalam dirinya juga akan menganggap bahwa apa yang
ditemukannya itu merupakan suatu kebenaran mutlak dan hakiki. Dan di dalam
dirinya juga akan muncul fanatisme dan perasaan yang kuat untuk mempertahankan
kebenaran tersebut, bahkan menyebarluaskannya.
Di dalam perkembangannya, penjaga kebenaran akan
mengalami interaksi dalam menjaga kebenaran tersebut. Dan apabila dia menemukan
akan adanya sesuatu (oknum/ manusia) yang lain yang sekiranya dapat mengancam
eksistensi dari kebenaran yang selama ini dia jaga dan pertahankan maka sang
penjaga kebenaran ini akan melakukan tindakan defence atau bahkan offence.
Tindakan bertahan atau menyerang ini sebisa mungkin
dilakukan tetap dengan meyakini nilai-nilai kebenaran (universal) yang diyakini
oleh sang penjaga kebenaran. Namun, apabila tindakan defence dan offence
ini tidak berhasil maka sang penjaga kebenaran tidak segan-segan akan melakukan
tindakan deffence atau offence ini dengan dengan tindakan-tindakan yang keliru
bahkan (bagi sebagian orang) salah dan bertentangan dengan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
Lebih ekstrimnya lagi, sang penjaga kebenaran juga
akan menggunakan segala cara untuk menjaga eksistensi dari kebenaran yang
diyakininya. Walaupun cara yang dilakukan sebenarnya (terkadang) bertentangan
dengan nilai-nilai kebenaran yang diyakini selama ini, hal ini merupakan bagian
dari deffence mechanism terhadap hal-hal yang non-materi.
That’s all for today...
0 comments:
Post a Comment