libur nih, libur sampe senin. Kembali ke nge-BLOG, yeah!!
Hbs baca2 buku yg lumayan tebel nih, cek this Out....
Semua agama baik dan benar??!!!
Kebenaran bukanlah sejarah kemenangan rasionalitas atas ilmu
pengetahuan. Kebenaran muncul lebih sebagai sebuah kenyataan yang membuktikan
bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang terlihat dalam bentuknya yang tetap.
Orang-orang termahsyur dengan bangga menampakan
subjektifitas mereka dari sisi negatif dan kacau balau (Hegemoni), orang-orang
yang tidak mengenal pola pertumbuhannya sendiri menampakan subjektifitas mereka
dalam bentuk terstruktur, menguntungkan, kreatif, dan tersebar.
Asumsi adalah interpretasi wacana, sama dengan tafsir yang
menyelimuti suatu teks yang sesungguhnya (baca: Kebenaran). Teks tanpa
interpretasi sama seperti sepotong kue di meja yang dibiarkan membusuk oleh
zaman.
Di sini yang menjadi permasalahan yaitu metodologi yang
digunakan dalam menyusun suatu tafsiran, dan kebenaran (sementara) adalah
subjektifitas seseorang. Perlu digaris bawahi bahwa pemilik kebenaran adalah si
tuannya, pemilik teks. Dalam konteks ini Sang pemilik teks punya hak prerogatif
untuk melakukan disposisi atas teks yang dimaksud.
Selanjutnya? Stay tune...!
0 comments:
Post a Comment