Monday, April 22, 2013

televisiotak



Otakku seperti televisi,
Menghembuskan sesuatu
Yang tak bias ku sebut sebagai puisi
Di dalam kepalamu ada anjing, babi, ular
Membuatku malas untuk membangun istana
Semegah apa pun, percuma…
Tak  satu malaikat pun yang mau berkunjung
Seperti perahu yang rindu mentari saat terbit
Dan …
Tak ku temui satu pun jalan kembali
Aku tanpamu, butiran debu*

*kenapa semua hal kalo diakhiri dengan kalimat ini jadi terasa semua galau

2 comments:

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

Nggak juga.. Sebelum bagian itu, nuansa galaunya juga udah muncul.. Ada kata 'malas', 'tak bisa', 'percuma', 'rindu'...

Aqil Zulfikar said...

tengkyu bang masukannya, kayaknya galau udah masuk ke semua lini kehidupan manusia.
sense sama kata2 tertentu kudu alus nih...

Post a Comment