Masi nerusin tentang cinta, Cinta Sejati, Is it real?
Yup, tanpa diragukan
lagi cinta sejati itu memang ada, buktinya kita bisa melihat pasangan
kakek-nenek yang tetap saling mencintai sampai ajal memisahkan mereka.
(cie..cie..)
Cinta yang aku bahas disini, beda ama cinta sreorang ibu ke anaknya, ato yang semisal dengannya ( dengan siaapa??? dengannya!!, maksudnya???, aaaahhh... Cerewet), Cinta disini, dimana?? Disini!!, disinni dimana??, aaaa..hhh, Cerewet.
Oke. Serius. Cinta di postingan terakhir ini, (bagian sebelumnya ada di bawah noh..!!) murni cinta seorang laki-laki kepada perempuan. Kayak cintanya Romeo dan Juliet (yang tragis, kasihan banget ya!!). Tapi diceritain secara ilmiah, nah gimana terjadinya proses cinta (yang tragis) itu jadi cinta sejati.
Let's get down....
Sebelumnya kita kudu ngerti dulu apa itu “cinta sejati”. There are
so many definition to explain what real love is exactly?? jumlahnya tak
terhitung saking banyaknya. Namun kita tak perlu bingung. Toh kebanyakan
definisi itu merupakan hasil pemikiran subyektif dan tidak logis. Nyambung sama
posting sebelumnya kalo para penderita cinta tu gak pake akal kalo mikir. So,
yang bikin definisi juga pasti lagi gak beres. Supaya tidak terjebak dalam
kebingungan, lebih baik kita bersandar pada
definisi cinta sejati yang ilmiah, obyektif, dan logis.
Salah satu definisi yang ilmiah, obyektif dan logis itu
dikemukakan oleh M Scott Peck dalam The Road Less Travelled. Ia
mendefinisikan cinta sebagai “kemauan
untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual
diri sendiri atau perkembangan spiritual orang lain”.
Ungkapan “dengan maksud”
pada definisi tersebut mempunyai arti tujuanlah
yang terutama membedakan antara cinta dan yang bukan cinta. Dengan demikian,
cemburu buta atau pun upaya mengekang
sang kekasih (walau dengan alasan demi menjaga keselamatannya) bukanlah cinta
sejati. Dalam pada itu,(dalam pada itu??) untuk memelihara perkembangan
spiritual orang lain yang kita cintai, kita perlu lebih dulu mengembangkan diri sendiri.
Mengapa demikian?,
timbul pertanyaan. M Scott Peck menerangkan:
“Bila kita mencintai
seseorang, cinta kita dapat dibuktikan atau diwujudkan hanya dengan cara
pengerahan tenaga kita sendiri…. Cinta bukan tanpa usaha. Sebaliknya, cinta itu
penuh dengan usaha”.
Nah, sekarang mari
kembali ke bagian ilmu pengetahuannya. Pasangan dalam hubungan jangka
panjang dan bahagia berarti telah
beralih dari kedaan dimabuk asmara akibat dopamin- ke induksi (emang magnet??) oxytocin
tenang. Oksitosin selain terkait dengan perasaan kepuasan yang
mempromosikan rasa ikatan dan hubungan dan dilepaskan selama menyusui, pelukan,
dan orgasme.
Pasangan yang berhasil
dalam mencari cara untuk merangsang pelepasan oksitosin dalam satu sama lain
lebih cenderung senang untuk tetap selalu bersama.
Hidup Oksitosin!! Hidup Oksitosin.. Jayalah selalu engkau di hati-hati setiap manusia...!!!
(ngomong apaan sih nih bocah..?? mabok ya..?? kebanyakan minum coca-cola nih..). O, ya kalo ada yang bilang cinta itu gak pake logika, jangan langsung percaya. suruh lah teman, keluarga , saudara, sahabat dan orang2 terdekat kamu buat baca2 ke blog ini dulu (he..he..).
Sekian dulu akhir postingan tentang cinta2an, tungguin postingan selanjutnya. di channel dan blog yang satu ini. Stay tune.
Demikian Zul melaporkan langsung dari bulan (ngapain ke bulan???, ya biarin suka2 dong) dan seluruh kerabat kerja yang bertugas undur diri.
REGARDS
(ngomong apaan sih nih bocah..?? mabok ya..?? kebanyakan minum coca-cola nih..). O, ya kalo ada yang bilang cinta itu gak pake logika, jangan langsung percaya. suruh lah teman, keluarga , saudara, sahabat dan orang2 terdekat kamu buat baca2 ke blog ini dulu (he..he..).
Sekian dulu akhir postingan tentang cinta2an, tungguin postingan selanjutnya. di channel dan blog yang satu ini. Stay tune.
Demikian Zul melaporkan langsung dari bulan (ngapain ke bulan???, ya biarin suka2 dong) dan seluruh kerabat kerja yang bertugas undur diri.
REGARDS
_^.^!!
Semua Naskah yang aku potong2in dan tambah2in ttg cinta yang ilmiah, naskah aslinya ada di:
Http://yogapw.wordpress.com
Http://yogapw.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment