Ingat
readers, pos kali ini penting banget.
Cek
TKP…..!!!!!!!!
Serial
TV Mighty Morphin’ Power Rangers merupakan salah satu fenomena unik yang
terjadi pada pertengahan ’90-an dalam dunia budaya populer Amerika. Lima remaja
ini dibentuk menjadi sebuah pasukan tempur dengan kostum warna-warni (antara
satu dan yang lain berbeda warna) lengkap dengan peralatan perang yang sangat
canggih. Salah satu yang menarik dari peralatan tempur itu adalah robot raksasa
yang dinamakan zords. Format serial
TV seperti ini termasuk baru di Amerika Serikat dan dengan cepat digemari
terutama oleh anak-anak sesuai dengan segmentasi serial ini.
Franchise Power Rangers sendiri adalah hasil adaptasi
franchise serial TV Jepang buatan TOEI yaitu Supaa Sentai atau Super Sentai
(Super Taskforce) yang sudah menjadi bagian budaya populer Jepang sejak tahun
1975. Format serial TV ini diawali oleh Himitsu Sentai Gorenjaa (Secret
Taskforce Five Rangers) dan setiap tahun tema yang ditawarkan berganti-ganti.
Mighty Morphin Power Rangers yang ditayangkan tahun 1993
ini adalah adaptasi dari serial Kyoryu Sentai Zyurenjaa (Dinosaur Taskforce
Beast Rangers) pada tahun 1992. Pihak Saban selaku distributor mengganti aktor,
jalan cerita, penamaan, dan seting yang masih asli Jepang menjadi ala Amerika.
Yang masih dipertahankan dari versi Jepang hanyalah footage adegan bertarung
para rangers dan zords, namun itupun telah dialih suarakan menjadi bahasa
Inggris sesuai kebutuhan cerita.
Barker (2000) berdasarkan pendapat Gramsci mengungkapkan
hegemoni dalam bukunya Cultural Studies Theory and Practice sebagai berikut:
Hegemony
implies a situation where a historical bloc of powerful groups exercises social
authority and leadership over subordinate groups through the winning consent
(Barker, 2000, 10)
Serial
TV Power Rangers tidak luput dari pengaruh hegemoni Amerika Serikat dibalik
segementasi pasarnya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Pemaksaan lokalisasi
cerita menjadi ala Amerika membuktikan bahwa Amerika tidak rela ada serial TV
yang lebih menghibur daripada buatannya sendiri. Apalagi Jepang adalah negara
yang pernah menjadi musuh mereka pada Perang Dunia II. Ego kebangsaan akhirnya
ikut terkontaminasi dalam serial anak-anak.
Konsep
yang ditawarkan kedua franchise kurang lebih sama. Lima atau tiga orang
memiliki kemampuan berubah wujud dan bertarung melawan monster yang menggangu
kedamaian di bumi. Monster harus dikalahkan baik dalam ukuran manusia maupun
dalam ukuran raksasa menggunakan zords. Ditengah-tengah musim penayangan, akan
muncul anggota baru dan persenjataan baru untuk tetap menarik minat penonton.
Pada akhirnya para rangers akan menaklukkan musuhnya dan pensiun setelah satu
tahun bertugas. Posisi mereka akan digantikan oleh rangers baru dengan tema
baru dan berbeda untuk tahun selanjutnya.
Pemaksaan
adaptasi dalam Power Rangers bukan tanpa sebab. Pada tahun 1987, Kagaku Sentai
Dynaman (ditayangkan pada tahun 1983 di Jepang) pernah ditayangkan di Amerika
lewat USA Network dalam acara Night’s Flight. Serial Sentai ini dihadirkan
sebagai parodi dan sindiran serial Jepang di Amerika. Super Sentai sudah
terlanjur dianggap sebagai sebuah lelucon dan akan berdampak buruk apabila
tidak diadaptasi secara luas untuk pasar Amerika.
Power Rangers sangat menekankan unsur “patuh pada
pimpinan dan mentor”. Dalam hal ini, biasanya para rangers akan patuh pada
pimpinan Ranger Merah ataupun mentornya (biasanya berganti-ganti tiap tahun,
pada serial ini yaitu Zordon). Setiap pembangkangan yang dilakukan akan selalu
berakhir buruk, mengakibatkan kekalahan besar pada anggota rangers. Semangat
sangat patuh ini sangat identik dengan apa yang dilakukan tentara-tentara
Amerika dalam setiap tugasnya. Hal ini bisa dilihat melalui refleksi film-film
bertema perang buatan Amerika. Pengaruh ini sangat nyata terlihat dalam Power
Rangers, persaingan antar anggota dan konflik internal ditekan sebisa mungkin.
Efek persaingan hanya terjadi di luar tugas, dan tidak berpengaruh pada
perjuangan sebagai Power Rangers.
Semangat etnosentris juga diperlihatkan oleh serial ini.
Pemilihan tokoh Ranger Merah sebagai pemimpin adalah pria kulit putih mapan berwibawa
sementara pewarnaan tokoh dari kalangan marginal disesuaikan dengan warna
kulitnya. Tokoh dari ras kulit hitam memainkan peran sebagai Ranger Hitam,
sementara tokoh dari ras Asia berkulit kuning memainkan peran sebagai Ranger
Kuning. Dua warna ini hanya sebagai subordinat dan tidak terlalu penting dalam
posisinya sebagai pendukung pimpinan. Pemilihan warna kostum berdasarkan warna
kulit bersifat rasis dianggap wajar karena yang utama dari serial ini adalah
tugas mereka sebagai pelindung bumi.
Politik etnosenstris ini semakin dipeparah oleh ideologi
yang ditanamkan serial ini yang sebisa mungkin menghilangkan unsur kejepangan
yang ada di serial aslinya. Adaptasi yang dilakukan adalah penghilangan
karakter Jepang secara paksa, gaya Sentai harus dieliminasi sehabis mungkin.
Sehingga nantinya akan menimbulkan kesan bahwa serial Power Rangers adalah
produk asli Amerika dan Super Sentai-lah yang mengadaptasi untuk pasar Jepang.
Dan cara cukup sukses diperlihatkan di dunia dimana orang-orang lebih mengenal Power
Rangers daripada Super Sentai. Ironisnya, dua franchise ini berasal dari
produser yang sama yaitu TOEI.
Politik perang Amerika juga mempengaruhi serial ini
seperti hal nya kesan militeristik yang ditekankan sejak awal. Penyelesaian
masalah berupa pembasmian pihak musuh secara terbuka dan langsung di tengah
kota adalah ciri khas politik Amerika. Cara seperti ini tidak ada bedanya
dengan cara invasi Amerika di Afganistan maupun di Irak. Setiap konflik harus
diselesaikan lewat jalur peperangan bukan jalur diplomasi. Konfrontasi adalah
pilihan terbaik karena peperangan akan menjamin perdamaian tercipta dengan
cepat. Masalah akan selesai dalam waktu seketika dan tidak berbelit-belit
seperti yang terjadi pada jalur diplomasi.
Sifat politik Amerika yang lain juga tampak dalam format
penayangan serial TV dimana monster dan pengacau setiap minggunya hadir membawa
masalah. Ini membuktikan sikap pemerintah Amerika yang paranoid dimana musuh
bisa datang kapan saja dan dimana saja. Peperangan yang terjadi dapat dipicu
dalam tempo yang sangat cepat. Bagi politik Amerika, musuh ada dimana-mana dan
mereka harus siap dengan segala kemungkinan terburuk. Kesiapan seperti inilah
yang dipertontonkan oleh Power Rangers, kesiagaan yang ditimbulkan dari sikap
paranoid bahwa musuh ada dimana-mana. Sikap seperti ini akhirnya diperkeruh
oleh kejadian tragedi 9/11 yang terjadi pada gedung WTC akibat serangan
teroris.
Berhasilnya hegemoni ini masuk dalam serial Power Rangers
sesuai dengan apa yang diungkapkan Gramsci dikutip dari buku Introduction
Critical Theory sebagai berikut:
Ideology
works to make itself unrecognizable as such (another “disguise”). This is the
trick of hegemony. (Gramscy, 2004, 37)
Hegemoni
Amerika sangat nyata terlihat dalam serial ini, namun berhasil ditutupi kenyataan
bahwa segmentasi serial ini adalah untuk anak-anak. Mereka sedini mungkin
diajarkan nilai-nilai militer, politik, ideologi, patriotisme dan sikap
paranoid negaranya. Mereka diberi kesadaran betapa pentingnya semangat-semangat
ini harus ditanam dalam jiwa mereka. Hal ini adalah sebuah gambaran suram akan
masa depan mereka yang diliputi ketidak pastian akan teror dan ancaman yang
bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja. Teror dan ancaman tersebut adalah
komoditas yang dimanfaatkan oleh pemerintah sendiri. Sifat teror dan ancaman
diperlukan agar warga negara selalu patuh pada pimpinan dan para pengurus
negara.
Menghilangkan
segala unsur kejepangan seperti yang dilakukan Power Rangers bukan sesuatu yang
baru. Serial Jepang terutama animasi sudah lebih dulu mengalami nasib serupa.
Power
Rangers sendiri secara tidak langsung telah menjadi corong politik negara
Amerika dalam menjalankan pengaruhnya baik untuk warganya sendiri maupun
orang-orang yang menontonnya diseluruh dunia. Dibalik acaranya yang berupa
hiburan untuk anak-anak terdapat hal-hal terselubung yang tidak disadari dan
sengaja ditutupi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Serial ini adalah contoh
nyata bagaimana pemaksaan dan perombakan di sana-sini diperlukan demi penanaman
hegemoni sebuah negara. Semua tertutup rapi oleh kualitas jalan cerita dan
sinematografi yang brilian.
Hegemoni selalu ada dimana-mana, bahkan dalam serial
anak-anak yang populer ini. Power Rangers sudah menjadi ikon budaya populer era
’90-an yang berpengaruh di Amerika sendiri maupun di dunia. Serial ini berhasil
menutupi kenyataan bahwa semua yang ada hanyalah hasil adaptasi produk negara
lain yang pernah menjadi musuh di masa lalu. Demi ego nasionalis dan
superioritas, hadirlah serial ini dengan perombakan besar-besaran dan cenderung
dipaksakan.
Dua franchise ini berasal dari produser yang sama, namun
membawa pengaruh yang berbeda di masing-masing demografi penayangan. Di Jepang,
Super Sentai akan selalu menjadi bagian dari acara tokusatsu untuk anak-anak
dengan konsep ringan dan menghibur. Super Sentai sendiri juga tidak luput dari
hegemoni pemerintah Jepang, bahkan nama Sentai diambil dari nama ketentaraan
Jepang pada PDII. Namun pengaruh pemerintah tersebut diperlihatkan secara
terbuka dan sadar lewat iklan-iklan pesan pemerintah maupun kehadiran aparatur
yang bersahabat dengan anak-anak pada acara-acara tertentu.
Power Rangers sebaliknya, semangat-semangat patriotisme,
nasionalis, ideologis, dan paranoid ditutup-tutupi namun dieksploitasi secara
besar-besaran demi negara. Power Rangers telah jadi alat pemerintah secara
terselubung demi kepentingan pihak penguasa. Segala bentuk pembangkangan dan
pemberontakan digambarkan akan menerima hukuman secara tragis dan berlebihan.
Kontrol seperti itu diperlukan agar anak-anak setia pada negara dan patuh
terhadap perintah yang ada.
Ironisnya, dengan memperlihatkan serangan monster setiap
minggunya menunjukkan refleksi Amerika tidak pernah “benar-benar aman” yang
menuntut warga negaranya (dalam hal ini anak-anak) untuk selalu waspada.
Apalagi efek paska 9/11 semakin menguatkan semangat kewaspadaan tersebut.
Segala keburukan arogansi dan paranoid Amerika tersaji
secara buas dalam Power Rangers. Keburukan-keburukan tersebut ditutupi oleh
kecintaan pada tanah air dan semangat menjaga perdamaian di bumi. Untuk menjaga
perdamaian tersebut, cara peperangan dan konfrontasi lah yang dipilih.
Perdamaian menurut serial Power Rangers (dan tentunya
hegemoni Amerika) hanya bisa didapatkan lewat perang. Paradoks yang nyata ini
semakin diperkeruh oleh sikap etnosentris yang rasis dan diskriminatif. Seperti
itulah mental Amerika yang ortodok dan paranoid sebagaimana yang tertuang dalam
Power Rangers.
Note: perlu diinget Power Ranger Cuma salah satu aja,
masih banyak yang lain.
BE ALLERT!!!!!!
Itu aja.
Naskah asli diambil dari: bahas.multiply.com
0 comments:
Post a Comment